.

16 April, 2010

Had a bad day then had a nice day, I

We never Know About Future.

Setelah lama nggak nulis akhirnya, Aku coba menuangkan pikiranku kembali dalam sebuah untaian kata, nggak terasa hampir 9 bulan, gw udah nggak nulis wah2 ibaratnya kalo ibu mengandung mungkin udah waktunya melahirkan, dan mungkin aku udah ngerasa juga udah saatnya mulai menulis lagi setelah masa hibernasi yang sangat lama.

Pada tahun 2009 yang lalu banyak banget kejutan yang aku dapetin, dari kejutan yang membuat hati menangis sampai kejutan yang membuat aku jingkrak kegirangan dan susah untuk ungkapkan dengan kata-kata, yah mungkin bisa juga seeh diungkapin tapi pengungkapan tadi nggak sebanding apa yang telah aku rasa selama ini.

Berawal dari tahun baru yang sangat menyusahkan, aku awali 2009 dengan perasaan yang galau hati gundah gulana diliputi rasa cemas bercampur aduk jadi satu, kalo ibaratnya gado-gado mungkin udah lengkap kali bahan-bahanya untuk membuat sebuah gado-gado special, gimana engga ujian udah dekat, hampir mencapai deadline yang telah ditentukan namun, aku masih berkutat dengan masalah passport yang masih tertahan disebuah perusahaan pelayanan jasa visa umrah di Saudi, ditambah lagi semakin menipisnya kantong membuat masalah semakin ruwet dan acak kadul yang membuat aku harus rela menunda kepulanganku ke Mesir

Namun pertolongan memang nggak pernah disangka-sangka, usaha yang selama ini dilakukan akhirnya membuahkan hasil, namun hasil ini sangat mengejutkan, Allah menjawab doa kita dengan caranya sendiri, bukan dengan scenario yang telah dirancang bukan pula dengan jalan yang diharapkan oleh aku, namun dengan sebuah variabel yang tidak terduga selama ini, seorang bapak yang selama ini tidak dikenal tiba-tiba menjadi sebuah solusi jitu dan tepat meskipun perkenalan dengan beliau, tak lepas juga dari usaha-usaha selama ini untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat sasaran. Mudah-mudahan amalan beliau menjadi catatan kebaikan disisinya, dan maafkan aku jika belum bisa membalas kebaikan bapak tapi mudah-mudahan suatu saat aku bisa membalas kebaikannya amien.

Sesampainya di mesir ibarat artis kejar tayang aku harus menyusun jadwal guna menghadapi ujian yang udah mepet banget, bahkan sebagian temen2 aku harus kehilangan ujian pertamanya dan merelakannya untuk mengikutinya di tahun yang akan datang, dengan kekuatan yang tersisa akhirnya aku mengumpulkan segenap kemampuan untuk menaklukan ujian lusa siap nggak siap ya harus siap …!

Akhirnya satu demi satu ujian terlalui dengan lancar, meskipun tak yakin dengan hasil setidaknya masih ada harapan untuk lulus dengan nilai seadanya, mudah-mudahan Allah mengabulkan permintaanku amien.

Nggak terasa liburan pertengahan semesterpun tiba, pengalaman-pengalaman di Saudi masih berlarian di kepalaku, baik pengalaman yang berharga maupun pengalaman yang sangat memilukan, ingin rasanya aku menuliskannya dalam sebuah cerita namun, aku belum punya computer, wah sepertinya computer menjadi sesuatu yang urgen untuk saat ini, sejenak hatiku berdiskusi dengan pikiranku, apa pentingnya dan apa nggak pentingnya akhirnnya aku menyimpulkan udah saatnya aku mempunyai computer, namun satu lagi permasalahan yang harus diselesaikan adalah bagaimana menerangkanya ke Abi dan Umi di Indonesia, bahwa udah saatnya aku belajar untuk menulis.

aku jadi teringat sebuah pesan guruku waktu di pesantren dahulu, pena adalah pengikat ilmu dan tulisan adalah sebuah harta yang berharga yang akan terus dikenang, banyak ulama terdahulu dikenal karena tulisannya yang masih abadi hingga saat, banyak pula ilmuwan terdahulu menjadi rujukan para ilmuwan2 modern akibat kegigihan mereka membukukan analisa-analisanya pada sebuah buku, dan bukankah banyak orang-orang penting yang telah merubah dunia dengan tulisannya yang menggugah dan membangkitkan sehingga terjadi sebuah pergerakan diakibatkan goresan-goresan tinta yang penuh semangat yang mengelora yang meraka tuliskan dalam buku, mungkin orator bisa merubah tatanan masyarakat sesaat, namun buku selama dia ada akan selalu membuat perubahan bagi pembacanya jika buku itu bermanfaat dan bisa memberikan pengaruh bagi pembaca.

Singkat kata singkat cerita, ternyata abi meluluskan keinginanku, abi kan penulis juga jadi dia paham dengan apa yang ada dalam pikiranku, dan insya Allah minggu depan aku dikirim lewat ATM, dengan sedikit pengetahuanku tentang merakit computer semakin menyempurkan keinginanku untuk mewujudkannya menjadi nyata. Dan dalam waktu dekat ini aku akan memilki computer.

Hari yang ditunggu akhirnya tiba, akupun menuju tempat anjungan mandiri, akibat keinginan yang mengebu-gebu akhirnya aku memaksakan diri untuk mengambil uang di ATM meskipun sudah larut malam, kartu ATM aku masukkan ke mesin dan aku ketik saldo yang diinginkan dan mesinpun berbunyi trit-trit-trit namun kejutan terjadi, uang di dalam ATM tidak keluar seketika itu pula aku terserang penyakit lemah otot di segala persendianku, terpaksa aku pulang dengan keadaan muka berlipat.

Sejalan dengan waktu yang berputar akhirnya uang di ATM yang tertahan bisa keluar dan computer idamanpun terwujud, memang kalau punya keinginan itu harus sabar yah, semakin kita sabar Allah semakin sayang kepada kita, dan kalo kita nggak sabaran yaah jadinya yah begitu, namun Allah tidak pernah meninggalkan hambanya sedikitpun dalam kebingungan, setiap masalah pasti ada solusinya.



to be continued





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yah